Perkembangan Epistimologi Barat dan Islam

 #MoslemSpace

Sumber Foto: Republika

Epistemologi menurut P. Hardono Hadi yaitu cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian dan dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pada dasarnya, menusia tidak bisa mendapatkan ilmu pengetahuan bila tidak ada validitasnya yang ditempuh melalui epistemology. 

a.     Epistemologi barat

Di dunia barat, epistemology menjadi disiplin ilmu yang dipelopori oleh Descartes (1596-1650) dan kembangkan oleh filosof Leibniz (1646-1716) kemudian dikembangkan oleh John Locke di Inggris. Epistemology berkembang sejak gagasan renaissance dibangkitkan. 

            Renaissance merupakan produk dari gerak individualism yang kuat yang menggoncang tatanan yang sudah ada pada abad ke 14 dan 15. Pada abad ke 18 dimulalah zaman baru yang berakar dari zaman renaissance. Zaman ini mulai dikembangkannya portensi diri manusia dalam mengindera, berfikir dan melakukan berbagai eksperimen dalam mengolah alam sehingga lahir dua aliran rasionalisme dan empirisme. Zaman renaissance/ abad 18 disebut juga jaman pencerahan (uflkarung). Kemudian, abad 19 dimulainya gerakan neo postivisme yang dimotori oleh lingkaran sarjana-sarjana ilmu pasti (Lingkaran Wina) yang teridir dar Wiener Kreis dan Vienna Circle). 

Aliran ini mendapat pegaruh dari 3 arah yaitu empirisme dan positivism, dari metodologi ilmu empiris seperti yang dikembangkan Einstein, dan perkembangan logika simbolik dan Analisa logis yang dikembangan oleh Frege, Whitehead, Russell. 

            Bersamaan dengan hal itu, berkebang pula filsafat eksistensialisme yaitu filsafat yang menolak pemutlakan akal budi dan menolak pemikiran-pemikiran abstrak murni. Dalam eksistensialisme, berupaya memahami manusia yang berdada di dunia itu selalu ada disituasi unik dan khusus. Kemudain, muncullah mahzab Frankfurt dan marxisme. Secara garis besar, Epistemologi barat memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu:

a.    Suber ilmunya hanya terbatas pada akal dan panca indera semata

b.    Dikotominasi pada hakikatnya merupakan pembagian antara 2 konsep yang bertentangan

c.    Antroposentrisme yaitu pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Segala kebijakan yang diambil yang berkaitan degan lngkugan hidup harus dinilai berdasarkan manusia dan epentingannya

d.    Masalah yang paling besar dala ilmu kontemporer yaitu sikap barat terhadap agama. Jadi ilmu pengetahuan dipisahkan dengan kepentingan agama

e.    Epistemology arat mengangkat keraguan menjadi kaidah dasar. Makanya sering berakhir pada kekeliruan dan skeptisisme

f.     Sekularisasi muncul sebagai dampaik dari proses modernisasi. Ini terjadi pada abad pencerahan. Sekluerisme menjadikan manusia memikirkan kehidupan dunia dan benda-benda mati, tidak dengan spiritual kedekatan dengan Allah SWT.

 

b.    Epistemologi Islam

Wahyu Allah  SWT ditematkan di tepat yang paling atas melibihi rasio. Al-Quran, Hadist dan Wahyu Allah dijadikan dasar dalam mengembangkan lmu pengetahuan dan dijakdikan dasat menentukan benar-salahnya sebuah ilmu pengetahuan baru. Selain membahas ilmu pengetahuan, epistemology islam juga bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sebagai sumber dari segala ilmu. Karena dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka manusia dengan sendirinya akan mendapatkan petunjuk ilmu. Karena terkadang akal tidak mampu menjangkau hal hal yang bersifat metafisik.

Epistemology islam ada jauh sebelum berkembangnya epistemology barat. Bahkan, hasil dari penemuan para ilmuan islam banyak digunakan oleh para ilmuan barat. Epistemology islam telah megembangkan berbagai macam ilmu pengetahuan mulai dari ilmu pasti hingga ilmu sosial. Jumlah ilmuan islam pada saat itu juga sangat banyak. Epistemologi islam adalah inti dari tiap-tiap pandangan dunia, dimana hal tersebut terbukti dapat membawa Islam zaman klasik menuju pada kemampuan dalam membangun ilmu juga kebudayaan. Misal, al-Ghazali yang telah memberikan dasar yang kuat terhadap tegaknya epistemologi Islam pada zamannya dan bersifat begitu aplikatif sehingga mudah untuk diterapkan, selain al Ghazali juga al-Biruni,al-khawarizmi  juga beberapa tokoh lainnya.

Sumber epistemologi Islam kedua yaitu al-Quran. Al-Quran merupakan sumber ajaran Islam, dimana fungsinya sebagai hudan (petunjuk) juga sebagai furqan (pembeda). Oleh karena itu, al-Quran menjadi tolak ukur dan pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Kata iqra dalam alQur'an surah al-„Alaq ayat 1-5 merupakan kata kunci yang digunakan al-Quran dalam usaha penguasaan ilmu pengetahuan. Sayangnya, saat ini hanya epistemology barat yang sangat diakui dan dijunjung tinggi. Perbedaan ciri-ciri epistemology barat dan islam sebagai berikut:

No

Epistemologi Islam

Epistemologi Barat

1

Didasarkan atas sesuatu kerangka pedoman mutlak

Sumber ilmunya terbatas pada akal dan panca indera sebatas

2

Epistemology bersifat aktif

Dikotominasi pada hakikatnya merupakan upaya pembaggian atas 2 konsep yang saling bertentangan

3

Objektifvitas sebagai masalah umum, bukan masalah pribadi

Antroposentrisme

4

Bersifat deduktif

Ketidakpercayaa terhadap agama

5

Memadukan pengetahuan dengan nilai-nilai islam

Kerjaguan menjadi kaidah dasar yang melaluinya segala ilmu dan kebenaran diperoleh

6

Pengetahuan bersifat inklusif 

Sekularisasi muncul sebagai dampak dari proses modernisasi yang terjadi pada abad pencerhan

7

Berusaha menyusun pengalamn subjektif dan mendorong pencarian dan pengalaman sehingga umat muslim memperoleh komitmen dari nilai dasar islam

 

8

Memadukan konsep tingkat kesadaran dan tingkat pengalaman subjektif

 

9

Tidak bertentangan dengan pandangan holistic, menyatu dan manusaiwi dari pemahaman dan pengalaman manusia

 

Comments